Banyak sekali yang dapat diceritakan tentang sosok ini. IBU, sosok yang mulia. Semua kita memiliki kesan, kenangan dan cerita masing-masing tentangnya.
Pada tulisan ini kuceritakan sedikit tentang ibuku.
Ibuku. Dia, wanita biasa, sangat biasa dan sangat sederhana.. Tetapi dia seorang wanita tangguh, pekerja keras, sangat bertanggung jawab. Sebagai orang tua tunggal dengan empat orang anak yang menjadi tanggungjawabnya, membuatnya harus berjuang keras menghadapi tantangan kehidupan. Kerja keras, tidak mudah putus asa, sifat yang kukagumi sehingga kini. Juga menjadi inspirasi bagi diriku dalam mengarungi kehidupan yang terkadang diterpa gelombang, bahkan badai. Dia, Ibuku, sumber inspirasiku.Ibuku, anak bungsu dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan sederhana di salah satu desa wilayah pegunungan Meratus. Sebagaimana kebanyakan penduduk desa itu keluarganya adalah petani. Walupun anak bungsu tetapi dalam kehidupan masyarakat desa sudah biasa jika anak ikut membanting tulang demi keluarga. Sampai kemudian tiba waktunya, ibu menikah dengan ayahku. Ayahku, seorang sopir tetap truk angkutan barang milik seorang pedagang. Tentu saja untuk kelancaran perekonomian keluarga, ibuku kadang bantu mencari nafkah dengan berjualan pecel. Dengan demikian pada masa itu kehidupan kami berkecukupan walaupun sederhana.
Beberapa waktu kemudian keadaan mulai berubah, bahkan sangat jauh berubah. Semula aku yang masih kecil tidak mengerti apa dan mengapa yang terjadi. Seiring berjalannya waktu baru kumengerti mengapa kehidupan kami jauh berubah, terutama dari segi ekonomi rumah tangga terasa semakin sulit. Ternyata ayahku yang seorang sopir menikah lagi. Ibuku tidak terima, dan ia tidak mengijinkan ayah pulang ke rumah. Sejak itulah keadaan ekonomi rumah tangga kami jauh merosot.
Aku merasakan betul bagaimana sulitnya perjuangan ibuku mencari nafkah demi menghidupi anak-anaknya. Demikian juga untuk tetap menjamin kelangsungan pendidikan anaknya. Tidak pernah ia menginginkan anak-anaknya berhenti sekolah.
Ibuku, berusaha memenuhi kebutuhan hidup kami dengan berjualan di “Pasar Subuh”. “Pasar Subuh” begitulah semua orang di kota kami memberi nama. Pasar yang dimulai setelah tengah malam dan berakhir kira-kira jam 08.00 pagi. Pasar itu tempat orang berjual beli jajan pasar. Macam-macam kue dijual orang di pasar itu. Kue Apem, Lemang, Untuk-untuk, Ketupat, Kue Lapis, dan segala macam jenis kue tradisional lainnya. Ada juga pecel sayuran yang diberi bumbu kacang tanah. Para pembeli akan berdatangan sejak subuh. Mereka membeli bermacam kue untuk dijual kembali di warung di kampung mereka masing-masing. Ibuku salah satu dari pedagang di “Pasar Subuh” itu. Biasanya Ibu berangkat dari rumah pada jam 01.00 dinihari dengan sepeda menuju Pasar Subuh. Membawa jualan berupa pecel (rebusan sayuran yang terdiri dari nangka muda, daun singkong, kacangpanjang, pepaya muda, taoge) yang diberi bumbu kacang tanah. Sepulang dari pasar ia bekerja lagi sebagai buruh tani. Terkadang malam harinya ia bikin rempeyek kacang untuk dititipkan di warung dekat sekolah. Pekerjaan inilah yang dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan kami. Kami mengalami masa-masa kritis secara ekonomi. Bukan hanya dalam waktu sebentar, tetapi bertahun-tahun. Sejak kakak sekolah dasar sampai kakak lulus dari Sekolah Pendidikan Guru.
Menceritakan ketangguhan perempuan, kurasa semua mengetahui dan harus mengakuinya. Sungguh sempurna Tuhan menciptakan. Perempuan, sudah menjadi takdirnya adalah individu yang mampu mengerjakan banyak hal sekaligus dalam satu waktu. Menjadi isteri, ibu, sekaligus bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Seperti diriku dan banyak perempuan saat ini, yang melakoni berbagai peran. Peran sebagai isteri pendamping suami, sebagai ibu, peran sebagai perempuan yang bekerja, dan peran sebagai pembelajar yang di era milineal kini tidak bisa tidak harus mengikuti perubahan tuntutan zaman. Berbagai peran yang kujalani sekarang ini boleh dikatakan cukup berhasil. Keberhasilan yang tidak dapat kuraih sendiri. Ada pancaran dorongan semangat dari seseorang. Ada do’a yang terucap dari lisan sesorang yang selalu dipanjatkan ke hadhiratNya demi keberhasilanku. Ada sosok panutan yang menjadi teladan bagiku. Sosok yang mewariskan dan membuatku mengerti bagaimana bersabar. Sosok yang menginspirasi dan membuatku mengerti tanggungjawab. Sosok yang memberi inspirasi kemandirian dan kerja keras seorang perempuan. Dialah sosok Ibuku. Bagi orang lain dia bukan siapa-siapa. Dia bukan orang yang berpendidikan tinggi, bukan pula orang yang berada. Bahkan dalam pandangan mata orang lain dia adalah perempuan yang gagal dalam berumahtangga. Tetapi, bagiku dia adalah inspirasi sampai akhir hayatku.
#Kamismenulis07April2022
#Lagerunal
#Ibu
Salam hangat untuk semua Ibu hebat.
BalasHapusIbu ...bagi kita yg sangat berjasa dlm kehidupan selama ini. Tulisannya sangat menginspirasi sekali,luar biasa ...
BalasHapusCerita ibu.. sungguh menginspiradi
BalasHapusKisah ibu yang tangguh menjadi sumber inspirasi
BalasHapusIbu yang luar biasa, tangguh dan menginspirasi.
BalasHapusKeunggulan seorang ibu memang multitaskingnya itu lho! Laki-laki akan kesulitan untuk menirunya.
BalasHapus