Salam semangat menulis, teman AISEIWritingChallenge
Hari ini Selasa 05 Januari 2020, hari kedua pembelajaran di semester 2 Tahun Pelajaran 2020-2021 dengan moda tatap muka, setelah kurang lebih sembilan bulan pembelajaran berlangsung dari rumah. Merasa lelah karena pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebelum masuk kelas siswa-siswi lebih dulu cek suhu badan, begitu pula sebelum pulang wajib cek suhu badan kembali. Cuci tangan dan pakai masker tidak boleh lupa. Di Sekolah Dasar pembelajaran setiap kelas berlangsung selama 2 jam. Tidak boleh ke luar kelas pada jam istirahat. Istirahat di dalam kelas dengan makanan dan minuman yang dibawa dari rumah. Selama istirahat makan minum guru kelas tetap berada dalam kelas untuk mengawasi siswa. Dalam hati aku merasa kasihan pada guru kelas yang mengajarnya 2 shift. Karena dia berada dalam kelas selama setengah hari, mengajar di shift satu kemudian berlanjut ke shift dua. Shift ini diberlakukan jika jumlah siswa suatu kelas melebihi kapasitas yang ditentukan. Untuk kecamatan kami sudah disepakati jumlah siswa yang diijinkan dalam satu kelas maksimal 13 orang, agar bisa mengatur jarak tempat duduk.
Walaupun tidak mengajar aku merasa lelah. Karena sebagai Kepala Sekolah cukup terbebani dengan tanggung jawab memenuhi ketentuan-ketentuan untuk PTM (Pembelajaran Tatap Muka). Kabupaten kami memang sudah sepakat untuk melakukan PTM, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Sekolah harus memenuhi daftar periksa, antara lain tersedianya sarana sanitasi dan kebersihan. Penyemprotan kelas dengan desinfektan, tempat cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Selain itu kesiapan memakai masker bagi GTK dan siswa, memiliki thermogun, dan juga kesepakatan dengan orang tua/wali siswa. Sebenarnya yang membebani pikiranku bukanlah kewajiban tersedianya sarana. Yang lebih membuat kepala terasa sesak adalah tanggungjawab terhadap kepatuhan siswa dalam menerapkan protokol kesehatan. Pada hari pertama kemarin saja, anggota tim Satgas Covid Terpadu Kabupaten dan Kecamatan telah mendapatkan 2 temuan di sekolahku. Satu temuan 8 siswa tidak memakai masker karena lupa, dan temuan kedua 4 siswa memakai masker dengan cara yang salah. Di hari kedua hari ini ada lagi satu temuan, air pada wastafel tempat cuci tangan tidak mengalir. Selidik punya selidik, ternyata ada satu sambungan pipa air yang lepas.
Begitu jam pulang siang menjelang sore, bergegas aku pulang. Sampai di halaman kubuka pintu pagar rumah lebar-lebar dengan satu tangan dengan badan tetap di atas motor. Begitu pintu pagar terbuka langsung saja ngeloyor masuk garasi. Kutaruh standar motor dan mematikan mesin, mengangkat tas laptopku yang lumayan berat karena isinya memang bukan cuma laptop tapi sudah seperti toko ATK berjalan. Dalam pikiranku, begitu masuk rumah langsung taruh tas, ganti baju lalu berpelukan dengan bantal guling sambil istirahat siang. Tapi begitu pintu terbuka…“Aku meriang” kalimat itulah yang kudengar. Kulihat Pak Swami duduk lesu di kursi. Ooalaaah……
#Day05JanAISEIWritingChallenge #150katabercerita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar