Sudah sebulan ini Lin membisu saja. Suaminya Jas berusaha mengajaknya bicara. Tapi setiap kali Jas mendekat dan ingin bicara baik-baik Lin selalu saja berang. Jika Jas berusaha menjelaskan Lin akan marah dan menangis , atau bahkan melempar semua barang yang ada di dekatnya. Seperti hari ini, ketika Jas mengajak makan siang bersama, dengan terpaksa Lin duduk dihadapan Jas. Sepanjang waktu makan siang mereka berdua hanya membisu. Di akhir waktu makan Jas membuka percakapan dengan permintaan maaf sementara Lin hanya diam seribu bahasa. Ketika pembicaraan berlanjut Lin mulai memberondong dengan pertanyaan-pertanyaan layaknya penyidik menginterogasi tertuduh. Dan tak dapat dihindari lagi, ketika pembicaraan semakin memanas piring-piring dan peralatan makan lainnya ikut beterbangan. Tidak ada lagi damai di rumah ini. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, atau bahkan tahun-tahun sebelumnya
Ini berawal ketika suatu subuh Lin secara tak sengaja memindahkan HP Jas saat bersih-bersih rumah. Iseng dia buka pesan masuk di Whatsapp, dan mulai membaca sekilas satu persatu. Sampai kepada pesan Whatsapp seseorang. Isinya begitu mesra. Tentu saja Lin penasaran dan terus di scroll ke atas. Astaga….., ternyata sudah begitu banyak sekali kata-kata rayu berbalas rayu di dalamnya. Dari dan untuk nomor itu. Seketika kepala Lin berdenyut-denyut. Tak sabar ia memanggil Jas, dan meminta konfirmasi. Siapa, bagaimana dan apa yang terjadi. Tidak bisa mengelak, Jas terpaksa menceritakan. Itu memang perselingkuhan. Bahwa nomor itu adalah nomor seorang wanita, dan wanita itu adalah orang yang Lin kenal. Tentu saja pertengkaran hebat terjadi, yang ujung-ujnungnya Lin minta berpisah. Jas suaminya menolak berpisah. Karena katanya masih sayang, dan perselingkuhan itu terjadi hanya karena iseng.
Kini di hari ketiga puluh, Lin sudah mengambil keputusan. Ia sudah menyerah. Sudah lelah berusaha berdamai dengan hatinya. Hati yang selalu bertanya jawab dengan logika yang tak kunjung mendapat jawaban yang memuaskan. Meskipun Jas sudah menghapus nomor, memblokir Face Book dan mengaku tidak berhubungan lagi dengan wanita itu, Lin tidak percaya. Kata orang “Kepercayaan itu seperti jiwa, jika sudah hilang ia tidak akan kembali lagi”. “Aku ingin beristirahat” batinnya, lalu memasukkan segenggam pil penenang ke dalam mulutnya. Dengan diam Lin merebahkan diri dan menutup matanya. Kini ia tertidur dalam damai.
#Damai
#Lagerunal_Kamis_ Menulis
Hmmm syang sekali knp mengambil jalan yg tragis yah....
BalasHapus😢
BalasHapusUps.....
BalasHapusTerimakasih Bapak/Ibu sdah berkenan berkunjung🙏
BalasHapusDuh endingnya tragis.
BalasHapusJangan sedih lho
HapusSemua gara-gara Lin yang buka whatsapp Jas, seandainya Lin tidak membuka pesan dalam WA, tentunya kehidupan Lin dan Jas tetap akan damai seperti sedia kala. Walaupun ada api perselingkuhan yang sedang dibakar oleh Jas.
BalasHapusHeheheeh! Keren nini ceritanya!
Andai saja....
Hapushiks.. Lin kenapa ambil jalan pintas..
BalasHapus
HapusIya, kenapa ya...Kan cuma cerita😊
Endingnya akan lebih seru kalau ternyata Lin juga selingkuh. 😁
BalasHapus